Hitam Putih Bahasa Indonesia dalam Era Apalah-apalah
Diera gobalisasi saat ini, kemajuan dan perkembangan
teknologi sangatlah pesat. Kemajuan dan perkembangan tersebut tentunya akan
sangat berpengaruh terhadap kehidupan sehari-hari. Apalagi dengan masuknya
budaya asing yang akan semakin mempengaruhi kehidupan dan pergaulan masyarakat,
terutama remaja. Dengan semakin majunya teknologi dan di tambah dengan pengaruh
budaya asing tersebut, maka akan mengubah gaya hidup, seperti cara berpakaian, tetapi
juga dapat mengubah cara seseorang (dalam hal ini remaja) dalam berinteraksi
serta berkomunikasi dengan orang lain. Hal ini tentunya berkaitan erat dengan
penggunaan bahasa.
Seiring perkembangan zaman, penggunaan bahasa Indonesia
dengan baik dan benar pada masyarakat terutama pada kalangan remaja secara perlahan
mulai tidak tampak. Hal ini terjadi karena munculnya modifikasi bahasa, yang
sering di sebut dengan bahasa alay. Fenomena bahasa alay memang tengah membius
para remaja kita saat ini. Bahasa alay itu sangat berbeda dari bahasa biasanya,
awal mula kemunculan bahasa rumit ini tidak lepas dari perkembangan SMS (Short
Message Service) alias layanan pesan singkat. Namanya saja pesan singkat, maka
menulisnya jadi serba singkat, agar pesan yang panjang bisa terkirim hanya
dengan sekali SMS. Selain itu juga agar tidak terlalu lama mengetik dengan tombol
handphone yang terbatas. Awalnya memang hanya serba menyingkat. Kemudian
huruf-huruf mulai diganti dengan angka, atau diganti dengan huruf lain yang jika
dibaca kurang lebih menghasilkan bunyi yang mirip.
Masa remaja merupakan masa-masa dimana seseorang sedang
mencari identitas diri, ingin mendapat pengakuan, dan masih sangat labil
sehingga remaja memiliki hasrat untuk mengikuti segala sesuatu yang dianggap
menarik tanpa melihat sisi negatif yang akan di timbulkan. Hal ini dominan
karena remaja sedang dalam tahapan pencarian dan pembentukan identitas diri.
Remaja ingin diakui sebagai individu unik yang memiliki identitas sendiri yang
terlepas dari dunia anak-anak maupun dewasa. Keberadaan bahasa alay dianggap
kaum muda sebagai alat komunikasi dalam pergaulan sehari-hari. Baik lisan
maupun tulisan, bahasa ini dianggap sebagia media berekspresi. Namun, tanpa
disadari lama kelamaan bahasa alay bisa mengancam eksistensi bahasa Indonesia
sebagai bahasa persatuan karena semakin beda dengan kaidah-kaidah bahasa yang
baik dan benar.
Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem
sehingga membentuk kata dengan aturan sintaksis untuk membentuk kalimat yang memiliki
arti. Akan tetapi, munculnya bahasa alay juga merupakan sinyal ancaman yang
sangat serius terhadap bahasa Indonesia dan pertanda semakin buruknya kemampuan
berbahasa generasi muda zaman sekarang. Disinyalir penggunaan bahasa alay oleh
para remaja ABG (Anak Baru Gede) mungkin dimaksudkan untuk menyingkat karakter
agar efisien atau agar para orang tua yang kebetulan memergoki mereka ketika tengah
ber-SMS atau mencuri kesempatan membuka HP anaknya menjadi pusing sendiri
karena tidak mengerti bahasa yang tertulis tersebut. Kalau setiap hari para
remaja kita sudah terbiasa ber-SMS sampai ratusan kali dengan menggunakan
bahasa alay terus-menerus, tidak mustahil mereka menjadi linglung ketika harus menjawab
soal bahasa Indonesia yang mempunyai aturan baku tentang penggunaan huruf besar
dan kecil, tanda-tanda baca, dan lain-lain.
Berikut disampaikan contoh beberapa bahasa alay, Aku: Akyu, Akuwh, Akku, aQ. Kamu: U, Kw,
Camoe. Rumah: Humz, Hozz, dan lain lain. Bahkan yang paling parah
belakangan ini kita dikejutkan dengan beberapa media yang memakai bahasa tidak
layak untuk dipakai di publik. Hingga media tersebut mendapat kecaman dari
Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Pemuda hari ini sudah pandai dalam memakai
bahasa seperti itu, apalagi dengan adanya bahasa “Apalah-apalah” atau “Sukses ya
say”.
Sesungguhnya terdapat dampak positif dengan digunakannya
bahasa alay ini. Mungkin saja bisa menjadikan remaja lebih kreatif. Terlepas
dari mengganggu atau tidaknya bahasa alay ini, tidak ada salahnya kita
menikmati tiap perubahan atau inovasi bahasa yang muncul.. Asalkan di
pakai pada situasi yang tepat,
media yang tepat dan komunikasi yang tepat juga. Sedangkan dampak negatif
lainnya, seperti dapat mengganggu siapa pun yang membaca dan mendengar kata-kata
yang termaksud di dalamnya, karena tidak semua orang mengerti akan maksud dari
kata-kata alay tersebut. Terlebih lagi dalam bentuk lisan, sangat memusingkan
dan memerlukan waktu yang lebih banyak untuk memahaminya.
Penggunaan bahasa alay dalam kehidupan sehari-hari ini
mempunyai pengaruh negatif bagi kelangsungan
bahasa Indonesia. Pengaruh dari bahasa alay tersebut adalah masyarakat Indonesia
tidak mengenal lagi bahasa baku, masyarakat Indonesia tidak memakai lagi Ejaan
Yang Disempurnakan (EYD), Masyarakat Indonesia menganggap remeh bahasa Indonesia
itu sendiri dan tidak mau mempelajarinya karena merasa dirinya telah menguasai
bahasa Indonesia secara baik dan benar, penulisan bahasa Indonesia menjadi
tidak benar karena telah diganti dengan symbol dan angka yang tidak sepatutnya.
Jika hal ini terus berlangsung, dikhawatirkan akan menghilangkan
budaya berbahasa Indonesia dikalangan remaja bahkan dikalangan anak-anak. Karena
bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi Negara kita dan juga sebagai identitas
bangsa ini. Melihat dampak yang cukup mencengangkan ini, apa yang sebaiknya
dilakukan untuk meminimalisir dampak negatif penggunaan bahasa alay ini?.
Pertama, sebaiknya guru-guru bahasa Indonesia di sekolah
lebih menekankan lagi bagaimana cara penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan
benar menurut EYD. Kedua mengurangi kebiasaan mengirim pesan singkat dengan
tulisan yang aneh dan terlalu disingkat-singkat. Disamping mudah membacanya
akan lebih efisien waktu dan tidak membuat penerima pesan merasa kebingungan
membaca tulisan kita. Ketiga banyak membaca tulisan yang menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar. Artinya di dalam buku tersebut terdapat tulisan
yang formalitas dan sesuai dengan kaidah yang berlaku. Misalnya wacana, berita,
ataupun informasi dalam surat kabar. Keempat, sebaiknya kita rajin membaca
KBBI. Karena banyak kosa kata bahasa Indonesia yang sudah banyak kita lupakan.
Ini adalah salah satu wujud bangga terhadap bahasa kita bahasa Indonesia. Perkembangan
zaman memang tidak dapat kita bendung, tapi sebagai pengikut yang bijak sepatutnya
kita dapat memilah mana yang baik ataupun yang tidak. Agar tidak merugikan kita
sendiri ke depannya.
*)Penulis adalah mahasiswa Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumenep. Tercatat sebagai Pemuda
Penggerak Cinta Bahasa Indonesia (PPCBI), Duta Bahasa Jawa Timur dan aktif di
PMII Sumenep.
0 komentar:
Posting Komentar