Home » » Hitam Putih Bahasa Indonesia dalam Era Apalah-apalah

Hitam Putih Bahasa Indonesia dalam Era Apalah-apalah

Hitam Putih Bahasa Indonesia dalam Era Apalah-apalah

Oleh: Musyfiq*

Diera gobalisasi saat ini, kemajuan dan perkembangan teknologi sangatlah pesat. Kemajuan dan perkembangan tersebut tentunya akan sangat berpengaruh terhadap kehidupan sehari-hari. Apalagi dengan masuknya budaya asing yang akan semakin mempengaruhi kehidupan dan pergaulan masyarakat, terutama remaja. Dengan semakin majunya teknologi dan di tambah dengan pengaruh budaya asing tersebut, maka akan mengubah gaya hidup, seperti cara berpakaian, tetapi juga dapat mengubah cara seseorang (dalam hal ini remaja) dalam berinteraksi serta berkomunikasi dengan orang lain. Hal ini tentunya berkaitan erat dengan penggunaan bahasa.
Seiring perkembangan zaman, penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar pada masyarakat terutama pada kalangan remaja secara perlahan mulai tidak tampak. Hal ini terjadi karena munculnya modifikasi bahasa, yang sering di sebut dengan bahasa alay. Fenomena bahasa alay memang tengah membius para remaja kita saat ini. Bahasa alay itu sangat berbeda dari bahasa biasanya, awal mula kemunculan bahasa rumit ini tidak lepas dari perkembangan SMS (Short Message Service) alias layanan pesan singkat. Namanya saja pesan singkat, maka menulisnya jadi serba singkat, agar pesan yang panjang bisa terkirim hanya dengan sekali SMS. Selain itu juga agar tidak terlalu lama mengetik dengan tombol handphone yang terbatas. Awalnya memang hanya serba menyingkat. Kemudian huruf-huruf mulai diganti dengan angka, atau diganti dengan huruf lain yang jika dibaca kurang lebih menghasilkan bunyi yang mirip.
Masa remaja merupakan masa-masa dimana seseorang sedang mencari identitas diri, ingin mendapat pengakuan, dan masih sangat labil sehingga remaja memiliki hasrat untuk mengikuti segala sesuatu yang dianggap menarik tanpa melihat sisi negatif yang akan di timbulkan. Hal ini dominan karena remaja sedang dalam tahapan pencarian dan pembentukan identitas diri. Remaja ingin diakui sebagai individu unik yang memiliki identitas sendiri yang terlepas dari dunia anak-anak maupun dewasa. Keberadaan bahasa alay dianggap kaum muda sebagai alat komunikasi dalam pergaulan sehari-hari. Baik lisan maupun tulisan, bahasa ini dianggap sebagia media berekspresi. Namun, tanpa disadari lama kelamaan bahasa alay bisa mengancam eksistensi bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan karena semakin beda dengan kaidah-kaidah bahasa yang baik dan benar.
Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan fonem sehingga membentuk kata dengan aturan sintaksis untuk membentuk kalimat yang memiliki arti. Akan tetapi, munculnya bahasa alay juga merupakan sinyal ancaman yang sangat serius terhadap bahasa Indonesia dan pertanda semakin buruknya kemampuan berbahasa generasi muda zaman sekarang. Disinyalir penggunaan bahasa alay oleh para remaja ABG (Anak Baru Gede) mungkin dimaksudkan untuk menyingkat karakter agar efisien atau agar para orang tua yang kebetulan memergoki mereka ketika tengah ber-SMS atau mencuri kesempatan membuka HP anaknya menjadi pusing sendiri karena tidak mengerti bahasa yang tertulis tersebut. Kalau setiap hari para remaja kita sudah terbiasa ber-SMS sampai ratusan kali dengan menggunakan bahasa alay terus-menerus, tidak mustahil mereka menjadi linglung ketika harus menjawab soal bahasa Indonesia yang mempunyai aturan baku tentang penggunaan huruf besar dan kecil, tanda-tanda baca, dan lain-lain.
Berikut disampaikan contoh beberapa bahasa alay, Aku: Akyu, Akuwh, Akku, aQ. Kamu: U, Kw, Camoe. Rumah: Humz, Hozz, dan lain lain. Bahkan yang paling parah belakangan ini kita dikejutkan dengan beberapa media yang memakai bahasa tidak layak untuk dipakai di publik. Hingga media tersebut mendapat kecaman dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). Pemuda hari ini sudah pandai dalam memakai bahasa seperti itu, apalagi dengan adanya bahasa “Apalah-apalah” atau “Sukses ya say”.
Sesungguhnya terdapat dampak positif dengan digunakannya bahasa alay ini. Mungkin saja bisa menjadikan remaja lebih kreatif. Terlepas dari mengganggu atau tidaknya bahasa alay ini, tidak ada salahnya kita menikmati tiap perubahan atau inovasi bahasa yang muncul.. Asalkan di pakai  pada situasi yang tepat, media  yang tepat dan komunikasi  yang tepat juga. Sedangkan dampak negatif lainnya, seperti dapat mengganggu siapa pun yang membaca dan mendengar kata-kata yang termaksud di dalamnya, karena tidak semua orang mengerti akan maksud dari kata-kata alay tersebut. Terlebih lagi dalam bentuk lisan, sangat memusingkan dan memerlukan waktu yang lebih banyak untuk memahaminya.
Penggunaan bahasa alay dalam kehidupan sehari-hari ini mempunyai pengaruh negatif  bagi kelangsungan bahasa Indonesia. Pengaruh dari bahasa alay tersebut adalah masyarakat Indonesia tidak mengenal lagi bahasa baku, masyarakat Indonesia tidak memakai lagi Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), Masyarakat Indonesia menganggap remeh bahasa Indonesia itu sendiri dan tidak mau mempelajarinya karena merasa dirinya telah menguasai bahasa Indonesia secara baik dan benar, penulisan bahasa Indonesia menjadi tidak benar karena telah diganti dengan symbol dan angka yang tidak sepatutnya.
Jika hal ini terus berlangsung, dikhawatirkan akan menghilangkan budaya berbahasa Indonesia dikalangan remaja bahkan dikalangan anak-anak. Karena bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi Negara kita dan juga sebagai identitas bangsa ini. Melihat dampak yang cukup mencengangkan ini, apa yang sebaiknya dilakukan untuk meminimalisir dampak negatif penggunaan bahasa alay ini?.
Pertama, sebaiknya guru-guru bahasa Indonesia di sekolah lebih menekankan lagi bagaimana cara penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar menurut EYD. Kedua mengurangi kebiasaan mengirim pesan singkat dengan tulisan yang aneh dan terlalu disingkat-singkat. Disamping mudah membacanya akan lebih efisien waktu dan tidak membuat penerima pesan merasa kebingungan membaca tulisan kita. Ketiga banyak membaca tulisan yang menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Artinya di dalam buku tersebut terdapat tulisan yang formalitas dan sesuai dengan kaidah yang berlaku. Misalnya wacana, berita, ataupun informasi dalam surat kabar. Keempat, sebaiknya kita rajin membaca KBBI. Karena banyak kosa kata bahasa Indonesia yang sudah banyak kita lupakan. Ini adalah salah satu wujud bangga terhadap bahasa kita bahasa Indonesia. Perkembangan zaman memang tidak dapat kita bendung, tapi sebagai pengikut yang bijak sepatutnya kita dapat memilah mana yang baik ataupun yang tidak. Agar tidak merugikan kita sendiri ke depannya.


*)Penulis adalah mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumenep. Tercatat sebagai Pemuda Penggerak Cinta Bahasa Indonesia (PPCBI), Duta Bahasa Jawa Timur dan aktif di PMII Sumenep.

0 komentar:

Posting Komentar

Terpopuler

Penayangan bulan lalu

INDONESIA

src="http://i1065.photobucket.com/albums/u398/generasibiru9/Untitled-1_zps4errj39x.jpg" />
Diberdayakan oleh Blogger.