Home » » Menempa Kader di Kamar Filsuf

Menempa Kader di Kamar Filsuf


Kajian filsafat Komisariat STKIP PGRI Sumenep
PMII Sumenep. Kamar filsuf merupakan sebuah ritual khusus para kader Komisariat PMII STKIP PGRI Sumenep yang dilaksanakan setiap malam setelah maghrib. Nama kamar filsuf sendiri diambil dengan harapan komisariat STKIP mampu menjadi wadah untuk melahirkan para pemikir-pemikir hebat di bidang keilmuan kader masing-masing.
Dalam pelaksanaannya, para kader dibebaskan untuk memilih membaca buku apapun selama 30 menit, kemudian mereka harus mempresentasikan hasil bacaannya dan menjawab segala pertanyaan yang diajukan oleh anggota lain.
Arofik, Ketua Angkatan Samurai (angkatan 2013) menjelaskan bahwa dengan adanya konsep kegiatan seperti ini, para kader akan dilatih untuk suka membaca buku. “Dengan kegiatan ini, mau tidak mau, semua yang ada di kamar filsuf akan membaca buku setiap hari,” tuturnya.
Ia juga menambahkan bahwa peserta di kamar filsuf harus konsisten membaca satu buku hingga selesai, sehingga pemahaman yang didapat dari buku tersebut mampu diserap secara utuh. “Para kader tidak boleh membaca buku lain sebelum satu buku yang dipilih habis dibaca. Buku itu harus dipertanggungjawabkan dalam bentuk presentasi setiap malam dan kami harus menjawab segala pertanyaan yang diajukan peserta lain, tidak terkecuali pertanyaan yang diajukan para pengurus komisariat,” tambahnya.
Senada dengan hal itu, Rudi, Ketua Angkatan Geravis (angkatan 2014) memaparkan pada mulanya dia tidak pernah bisa membaca satu buku hingga selesai, “Ada rasa jenuh saat terlalu lama membaca satu buku, sehingga saya membaca buku lain meski satu buku belum selesai. Namun, kegiatan ini telah memaksa saya konsisten membaca buku dan saya sangat menikmatinya,” ungkap mahasiswa Prodi PGSD semester II ini.
Ia menceritakan pengalamannya dulu ketika membaca buku malah membuatnya semakin tidak mengerti. Namun, setelah mengikuti kegiatan di kamar filsuf, apa yang dia baca dapat dipahami dengan jelas dan bahkan mampu untuk mengembangkan, “Karena harus dipertanggungjawabkan, maka kami harus memahaminya dulu. Meskipun hanya membaca satu lembar, yang penting paham dulu. Jika pun tetap tidak paham, sahabat yang lain akan membantu menjelaskan,” tambah mahasiswa yang juga sebagai ketua kelas ini.
Jika banyak anggota memilih buku ilmiah dan motivasi, berbeda dengan Joko Susanto yang lebih suka membaca puisi dan novel. Ia sama sekali tidak merasa malu meski pilihan buku bacaannya berbeda dengan yang lain karena kamar filsuf membebaskan kader membaca buku sesuai kesukaan, “Meskipun membaca puisi dan novel, kami juga wajib presentasi dan menjawab pertanyaan. Tentu, ini akan membuat saya semakin bersemangat,” ungkap anggota angkatan Geravis ini.
Ketua Bidang Internal Komisariat PMII STKIP menjelaskan konsep kamar filsuf dipilih atas keprihatinannya melihat banyak mahasiswa mulai enggan membaca buku. Menurutnya, diskusi tanpa membaca akan kering dan membaca tanpa diskusi akan mudah lupa, “Sekali mendayung, dua pulau terlampaui,” ungkap Anton Hermawan.
Anton juga menjelaskan bahwa kamar filsuf diadakan setiap malam karena jika satu hari saja para kader tidak membaca, maka otaknya akan tumpul. Oleh sebab itu, ia memutuskan untuk mengadakannya setiap hari. “Jika manusia tidak makan dan minum selama satu hari satu malam, maka energinya akan habis. Begitu pun dengan otak,” tandasnya.
Untuk menghindari kebosanan, Sekretaris Umum Komisariat PMII STKIP, Fairus Dailamiy menjelaskan bahwa pihaknya telah menyediakan banyak pilihan hiburan. “Ada permainan karambol, ada banyak film baru yang telah kami donwload, ada gitar, dan ada banyak game di laptop untuk menghindari kejenuhan. Oleh karena itu, tak ada alasan untuk tidak mengikuti kegiatan di kamar filsuf setiap malam,” tuturnya.(4GB/PC)

0 komentar:

Posting Komentar

Terpopuler

Penayangan bulan lalu

INDONESIA

src="http://i1065.photobucket.com/albums/u398/generasibiru9/Untitled-1_zps4errj39x.jpg" />
Diberdayakan oleh Blogger.